, ,

AKU SAYANG KAMU

Posted on 11:18 AM by

Sangat sulit memahami sebuah makna dari perasaan. Sangat berat memaknai sebuah ungakapan sayang. Sangat dangkal ketika kita harus mendefinisikan kata cinta. Itu semua sebuah pekerjaan yang membutuhkan usaha maksimal. Usaha dimana antara akal dan hati bersatu untuk menemukan jawaban yang benar. Bukan sebuah tujuan yang bijak tatkala diri ini mendefinisikan kata cinta-kasih-sayang menurut akal dan nafsu.
Memang. Sebuah ungkapan akan mengandung banyak makna ketika ita mampu mengerti dan memahami dengan benar. Sebaliknya ungkapan itu akan menjadi kabur tatkala kita tidak mengerti tentang kandungan makna ungkapan tersebut. Aku Sayang Kamu?

Sederhana kah kita memaknai itu. Sesimpel kah kita memahami itu. Seringankah kita mengucapkan itu. Tapi apakah kita mengetahui kandungan dari ungkapan itu? Aku Sayang Kamu?
Seandainya diri ini harus memulai mengatakan itu, kepada siapa seharusnya diri ini mengucapkan, “Aku Sayang Kamu”. Kepada perempuan kah? Kepada laki – laki kah? Kepada kekasih kah? Kepada gebetan kah? Ato bahkan kepada selingkuhan kah?
Ehm... seandainya bulan dan bintang bisa ngomong, kepada siapa mereka akan ngomong, “Aku Sayang Kamu” ??? Seandainya tumbuhan dan batu bisa bercerita kepada siapa mereka akan bercerita tentang ungkapan, “Aku Sayang Kamu” ???
Aku Sayang Kamu. Ungkapan yang penuh dengan pembuktian. Layaknya pembuktian itu kita berikan kepada siapa? Layaknya pembuktian itu kita buktikan kepada siapa? Layaknya ungkapan itu kita persembahkan kepada siapa?>>> Introspeksi diri<<<
Sedikit bercerita. Saya itu punya pengalaman yang cukup menarik dengan ungkapan “Aku Sayang Kamu”. Pengalaman yang akan menjadi salah satu pelajaran terbaik dalam hidup ini. Cerita yang diawali dengan sebuah perkenalan dan tatapan yang tidak  sengaja. Sebuah awal yang baik menurut diriku saat itu. Sebuah kesempatan berharga. Ya. Kesempatan berharga dan sangat berharga. Siapa sih cowok yang tidak mau diajak berkenalan dengan seorang perempuan yang cantik. Orang normal pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Sebuah bidadari dunia. Ingat, bidadari dunia.
Pertemuan berlanjut dengan ngobrol – ngobrol asyik. Kita bercengkerama layaknya orang yang sudah lama mengenal. Tak lupa juga, andalan seorang cowok ketika berkenalan dengan cewek cantik yaitu dengan meminta nomernya. Dari nomer itu lah hubungan kita mulai intensif. Sebuah nomer yang awalnya biasa menjadi istimewa. Sebuah angka yang tersusun 12 digit telah menjelma sebagai ruh dalam otak kita. Sederhana. Kapan pun diri ini melihat angka, langsung muncul angka istimewa nomer cewek tersebut. Ingin sekali mendengar ataupun membaca sebuah ucapan dari dirinya. Dia sudah merasuk ke dalam jiwa dan pikiran.
Apakah dari situ kisah berhenti? Tidak. Usaha terus berlanjut, tiada kata menyerah. Semangat 1945. Gue harus mendapatkan ia!!! Yakin 100 %. Bener juga konsep ini.
“Jin dan Setan akan mengawali setiap usahanya dengan keyakinan 100 % bahwa Bani Adam as. pasti akan ia tarik sehasta demi sehasta sampai ia tidak sadar kalo ternyata ia sudah di depan pintu neraka. Kemudian Bani Adam pun tidak sadar kalo ia sudah masuk di dalamnya. Sehingga saat itu ia mulai menyadari bahwa dirinya telah masuk ke dalam neraka. Sambil mengadu di hadapan Tuhannya, ia berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku melakukan perbuatan itu karena diajak oleh syaitan dan jin. Ampunilah hamba ya Tuhan”. Dalam keadaan seperti itu syaitan dan jin pun protes kepada Tuhan, “Ya Tuhan jangan salahkan kami, bukankah ini sudah menjadi tugas kami”. Maka lepaslah tanggungjawab itu kepada manusia”.
Keyakinan 100 % itulah yang menyebabkan proses berlanjut. Terucaplah ungkapan, “Aku Sayang Kamu”. Berubah sebuah status yang awalnya sendiri (jomblo bin galau) menjadi relationship (pacaran bin duka).
Lho kok bisa duka? Ya. Cerita masih berlanjut. Saat itu saya merasakan satu, dua, tiga bulan hidup terasa indah. Terasa bahagia. Ia selalu mampu membuat diri ini ceria. Ia selalu menjadi tempat bersanding terindah. Ia menjadi tempat untuk mengungkapkan segala masalah. Pokoknya gak bisa diungkapkan dengan kata. Cinta stadium 3. Hampir kritis kalo sudah sampai tahap ini.
Keindahan dalam bulan pertama, kedua dan ketiga saya rasakan mulai berubah. Awalnya sih baik – baik saja. Awalnya sih enak – enak aja. Enjoy saat berjumpa. Tapi lambat laun bisa berubah. Memang tidak secepat itu. Ada juga diantara kita yang sampai lama ia belum merasakan perubahan itu. Tapi percayalah semakin lama, maka semakin akan terasa sakitnya.
Perasaan mulai dimanfaatkan lambat laun muncul. Ya kalo gak mau disebut memanfaatkan, bisa disebut parasit deh. Dimanapun dan kapanpun kita pasti ada celotehan. Dari hal sesimpel ingin dijemput. Ingin dimengerti. Ingin dianterin. Ingin ditemani. Dan ternyata fase inilah saat jin dan syaitan bekerja lebih optimal. Ia merasuk ke dalam pikiran manusia. Ayo ambil kehormatannya saja, terus cari pengganti yang lain.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah saat  itu diri ini mulai tersadar bahwa ternyata saya sudah masuk ke dalam jebakan jin dan syaitan. Namun, ternyata ada sebagian diantara kita malah senang mengikuti bujuk rayu itu. Ia turuti saran jin dan syaitan. Ia ambil kehormatan dan kesucian perempuan. Setelah itu ia dengan enteng mengucapkan, “Kamu sudah tidak suci lagi. Aku gak Sayang Kamu. Kita putus”.
Enak benar ya. Mudah dan simpel banget merusak kehormatan dan kesucian perempuan. Terus kemana larinya ungkapan yang dulu menjadi semangat 100 %, “Aku Sayang Kamu” ???
Usut punya usut ternyata itu bukan ungkapan. Tapi nafsu yang dibungkus kenikmatan. Endingnya dosa sudah bertumpuk, maksiat jalan terus. Taubat? Tunggu dulu. Belum semua perempuan dijajaki. Ungkapan “Aku Sayang Kamu” dikelilingkan ke setiap perempuan. Tak terkecuali wanita muslimah.
“Aku Sayang Kamu”. Sampai kapan kata yang begitu indah ini tetap menjadi alat penjajahan dan penjarahan atas kehormatan perempuan? Sampai kapan ungkapan “Aku Sayang Kamu” dengan mudah dikatakan kepada setiap perempuan?
Taukah kita seandainya kata “Aku Sayang Kamu” ini diucapkan oleh seorang suami kepada istrinya, ataupun anak kepada orang tuanya akan menjadi sebuah power yang sangat kuat. Rasa sayang yang begitu mengikat. Kedamaian. Ketentaraman. Kebahagiaan. Kamu adalah bagian hidupku. Subhanallah... indahnya dunia ini jika seperti itu.
Introspeksi diri. Berapa sering kita mengatakan kepada ayah – ibu kita. Suami – istri kita. Bahwa “Aku Sayang Kamu”? Seberapa seringkah?
Atau kita bandingkan, ketika ada seorang cowok ataupun cewek mengajak utk bermaksiat kepada Allah dengan ungkapan “Aku Sayang Kamu”, lebih sering yang mana?
Padahal cintanya Allah SWT akan muncul tatkala kita dapat mencintai dan menyayangi orang tua, saudara, istri – suami karena Allah SWT. Cinta karena Allah SWT. Dan berhenti dari aktifitas pacaran adalah salah satu bukti kita cinta kepada Allah SWT.
Katakan pada cowok/cewek kita, “Aku Sayang Kamu karena Allah SWT. Makanya lebih baik kita putus aja. Seandainya engkau adalah jodohku, insya Allah aku akan siap untuk menemui walimu dan mengatakan aku akan menikahi kamu. Seandainya engkau bukan jodohku, semoga dari dirimu akan lahir anak – anak yang taat kepada Allah SWT dan orang tua, layaknya seperti dirimu yang meninggalkan kemaksiatan”
“Aku Sayang Kamu Wahai Sahabat dan Saudara – Saudaraku karena Allah SWT”

3 komentar: Leave Your Comments

  1. Kalau bilang aku sayang kamu (lillah) karena kita kagum agama dan keyakinannya?? Boleh ga??

    BalasHapus
  2. ungkapan sayang dan cinta akan indah jika di berikan pada seseorang yg telah halal...
    lalu gmn klo perasaan sayang dan cinta itu datang kpd seseorang yg blm halal untuk kita? mungkin sayang dan cinta dalam DIAM akan lebih baik...
    sayang dan cinta yg terlalu sering d ungkapkan lama kelamaan akan menjadi hambar.. dan boleh jadi seringnya kita mengungkapan itu sebenarnya hanya untuk meyakinkan atau mencari kebenaran pada hati kita, apakah benar2 perasaan itu benar adanya...
    tapi sungguh, perasaan sayang dan cinta anak manusia terkadang susah untuk d sembunyikan... bisa d lihat dari mata sebagai jendela hati, dan lisan yg jujur sebagai pintu hati...
    sayang dan cinta yg baik hanya datang dr orang yag baik pula..
    seperti apakah orang baik itu??
    Orang yang baik insya ALLAH adalah yg baik ibadah dan akhlak nya... Karena baiknya ibadah dan akhlak menjadi salah satu bukti cinta kepada ALLAH..
    cinta kepada ALLAH akan memberi dampak cinta yg baik kepada manusia...
    wallahu'alam...

    BalasHapus
  3. Sepertinya harus baca cerita yang satu ini nih!
    http://nasruri.blogspot.com/2013/09/ada-yang-bilang-cinta-padaku.html

    BalasHapus