Impian terkadang menakutkan untuk dibayangka.
Benar saja. Di dalam impian ada kemungkinan tidak terlaksana. Ada kemungkinan
hancur di tengah jalan. Ada kemungkinan merugikan akhirnya.
Dikisahkan, ada seorang pengusaha yang sangat
optimiser. Setiap apapun yang ia lihat, di situ ada peluang dan uang. Tiap ia
memegang sesuatu pasti itu menjadi uang.
Suatu hari, pengusaha tersebut melihat ada peluang
usaha dan bisnis di bidang telekomunikasi, usahanya mendirikan wartel (warung
telepon). Segala impiannya ia bangun, bahwa usaha itu akan sukses dan
menguntungkan. Bagaimanapun kebutuhan akan media komunikasi sekarang sangatlah
dibutuhkan oleh setiap orang.
Singkat cerita, mulailah ia membangun usahanya
tersebut di bidang komunikasi, pelayanan jasa wartel. Ruko – ruko yang ia
miliki dan tersebar di berbagai tempat ia rubah menjadi jasa pelayanan
telekomunikasi, wartel. Bahkan hampir seluruh modal dan keuntungan usaha – usaha yang lain ia gunakan untuk
keperluan usaha yang baru ini, wartel.
Selang beberapa bulan, wartel milik usahanya itu
pun mulai memperlihatkan hasilnya. Banyak pengunjung yang datang. Usaha
wartelnya pun memperoleh keuntungan. Seperti yang ia impikan semula. Bahwa
kebutuhan telekomunikasi bagi manusia saat ini adalah harga mati.
Uang pun semakin lama semakin berdatangan. Semua
modal yang dahulu ia gunakan kini telah kembali dan malah menghasilkan
keuntungan tak ternilai lagi. Sudah bisa dibilang, on the top of success.
Sebuah hasil pencapaian yang telah lama ia impikan
dengan diinvestasikan modalnya pada usaha wartel. Sebuah impian yang dahulu
sebatas harapan kini menjadi kenyataan. Sebuah impian yang di setiap malam ia
panjatkan ternyata berbuah penghasilan. Ternyata Allah Maha Baik, syukurnya.
Namun, rencana manusia tidak sama dengan rencana
Tuhan. Saat usahanya sedang on the top, bahasa gaulnya “Darah Muda” lah.
Ternyata terjadi perkembangan alat komunikasi mobile, dikenal Handphone (HP).
HP yang mana diperuntukan
untuk alat komunikasi yang mampu dan bisa dibawa kemana – mana (mobile)
ternyata mampu menggerus kedigdayaan telepon kabel. Dan wartel, adalah salah
satu jenis usaha yang paling bergantung kepada telepon berkabel. Di samping
itu, munculnya fendor – fendor selular yang banyak dan dengan menawarkan
berbagai produk yang hemat dan terjangkau menambah keruwetan bisnisnya.
Bagaimanapun usahanya sangat tergantung dari bidang ini.
Tatkala banyak vendor yang menawarkan produk
dengan harga terjangkau dan hemat menyebabkan implikasi berkurangnya konsumen
yang menggunakan jasa wartel lagi. Para konsumen mulai beralih menggunakan HP
yang menyediakan berbagai produk – produk yang hemat dan terjangkau. Walhasil
bisnisnya pun mulai goyah, dan celakanya sampai merugi.
Kalau merugi saja sih tidak masalah. Kenyataannya
lain, modal – modal yang dahulu sudah kembali dari keuntungan, harus menutupi
kerugian – kerugian di sana – sini. Ruko – ruko yang sudah tidak sanggup ia
bayar. Gaji karyawan yang menunggak berbulan – bulan, tagihan listrik yang tak
terbayarkan, pinjaman – pinjaman usaha yang entah kemana larinya. Menyebabkan
hidupnya seperti naik pesawat yang tiba 0 tiba ia lompat dari ketinggian.
Bruukkk Gudraaakk.
Dunia seperti tidak mendukung. Yang tadinya penuh
dengan kemewahan dan harta. Sekarang malah menjadi pesakitan penuh dengan
hutang bak lautan membara.
Belum sampai hanya di situ. Ditambah lagi,
munculnya manusia – manusia dengan sosok setan datang. Menebar kata – kata
sinis yang menyakitkan.
- Wah, jadi miskin lagi ya?
- Susah emang, kalo takdir miskin ya miskin.
- Untung dulu gak ikut bisnis itu. Bangkrut deh.
- Bisnis itu dak usah muluk – muluk.
- Sakit kan kalau jatuh.
- Kasihan tuh istri dan anak – anakmu.
Sebuah kenyataan yang harus dipikul. Mau
ditinggalkan sudah tidak mungkin. Mau diselesaikan apa daya tak kuasa. Kayaknya
enak deh mati (Idihlah . . . bosnya setan kalo gitu!).
Bukan hanya ada satu atau dua contoh yang seperti
itu, melainkan banyak tak terhitung lagi bahwa ketika mendapati sebuah ujian
dan mengalami kegagalan dalam meraih impian. Tak kuasa menghadapi, dipikir mati
bunuh diri pilihan terbaik. Bodoh sekali.
Dan ingatlah bahwa musuh – musuh kita, orang
munafik sangat suka dengan kegagalan dan kebangkrutan kita. Mereka setiap waktu
berharap apa yang kita rasakan, kesuksesan, kebahagiaan, ketentraman,
kenyamanan, segera menghilang dan berganti dengan kesedihan, keterpurukan,
kenistaan, keputus asaan.
“Jika kamu mendapat sesuatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya, dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata: “Sesungguhnya kami sebelumnya telah memerhatikan urusan kami (tidak ikut perang)” dan mereka kemudian berpaling dengan rasa gembira”. (Q.S. At Taubah [9]: 50)
Maka pantas lah, Allah SWT menjuluki mereka dengan
sebutan lebih hina dari binatang ternak. Dan sebagai orang yang memiliki impian
maka tidak salah memakai cara saya, belajar menjadi tuli dan buta tentang
perkataan – perkataan seperti itu, Destroyer Motivation.
Masa begitu aja kalah sama para SINISER dan
Destroyer Motivation? Ih . . . gak banget deh!!!
----------------------***----------------------
Why Must Dream?
Ketika Anda Bermimpi dan Mempunyai Impian,
kebangkitan dari kegagalan merupakan
Kekuatan Meraih Impian.
Itulah Kenapa Harus Tetap Bermimpi dan Mempunyai Impian.
------------------***--------------------
punya impian..
BalasHapusikhtiar dan doa untuk meraih impian...
tawakal...
su'udzon..
tetap semangat... :)