,

Why must Dream ?

Posted on 11:23 AM by


Impian terkadang menakutkan untuk dibayangka. Benar saja. Di dalam impian ada kemungkinan tidak terlaksana. Ada kemungkinan hancur di tengah jalan. Ada kemungkinan merugikan akhirnya.

Dikisahkan, ada seorang pengusaha yang sangat optimiser. Setiap apapun yang ia lihat, di situ ada peluang dan uang. Tiap ia memegang sesuatu pasti itu menjadi uang.

Suatu hari, pengusaha tersebut melihat ada peluang usaha dan bisnis di bidang telekomunikasi, usahanya mendirikan wartel (warung telepon). Segala impiannya ia bangun, bahwa usaha itu akan sukses dan menguntungkan. Bagaimanapun kebutuhan akan media komunikasi sekarang sangatlah dibutuhkan oleh setiap orang.

Singkat cerita, mulailah ia membangun usahanya tersebut di bidang komunikasi, pelayanan jasa wartel. Ruko – ruko yang ia miliki dan tersebar di berbagai tempat ia rubah menjadi jasa pelayanan telekomunikasi, wartel. Bahkan hampir seluruh modal dan keuntungan  usaha – usaha yang lain ia gunakan untuk keperluan usaha yang baru ini, wartel.
           
Selang beberapa bulan, wartel milik usahanya itu pun mulai memperlihatkan hasilnya. Banyak pengunjung yang datang. Usaha wartelnya pun memperoleh keuntungan. Seperti yang ia impikan semula. Bahwa kebutuhan telekomunikasi bagi manusia saat ini adalah harga mati.
           
Uang pun semakin lama semakin berdatangan. Semua modal yang dahulu ia gunakan kini telah kembali dan malah menghasilkan keuntungan tak ternilai lagi. Sudah bisa dibilang, on the top of success.
           
Sebuah hasil pencapaian yang telah lama ia impikan dengan diinvestasikan modalnya pada usaha wartel. Sebuah impian yang dahulu sebatas harapan kini menjadi kenyataan. Sebuah impian yang di setiap malam ia panjatkan ternyata berbuah penghasilan. Ternyata Allah Maha Baik, syukurnya.
           
Namun, rencana manusia tidak sama dengan rencana Tuhan. Saat usahanya sedang on the top, bahasa gaulnya “Darah Muda” lah. Ternyata terjadi perkembangan alat komunikasi mobile, dikenal Handphone (HP).
            HP yang mana diperuntukan untuk alat komunikasi yang mampu dan bisa dibawa kemana – mana (mobile) ternyata mampu menggerus kedigdayaan telepon kabel. Dan wartel, adalah salah satu jenis usaha yang paling bergantung kepada telepon berkabel. Di samping itu, munculnya fendor – fendor selular yang banyak dan dengan menawarkan berbagai produk yang hemat dan terjangkau menambah keruwetan bisnisnya. Bagaimanapun usahanya sangat tergantung dari bidang ini.
           
Tatkala banyak vendor yang menawarkan produk dengan harga terjangkau dan hemat menyebabkan implikasi berkurangnya konsumen yang menggunakan jasa wartel lagi. Para konsumen mulai beralih menggunakan HP yang menyediakan berbagai produk – produk yang hemat dan terjangkau. Walhasil bisnisnya pun mulai goyah, dan celakanya sampai merugi.
           
Kalau merugi saja sih tidak masalah. Kenyataannya lain, modal – modal yang dahulu sudah kembali dari keuntungan, harus menutupi kerugian – kerugian di sana – sini. Ruko – ruko yang sudah tidak sanggup ia bayar. Gaji karyawan yang menunggak berbulan – bulan, tagihan listrik yang tak terbayarkan, pinjaman – pinjaman usaha yang entah kemana larinya. Menyebabkan hidupnya seperti naik pesawat yang tiba 0 tiba ia lompat dari ketinggian. Bruukkk Gudraaakk.
           
Dunia seperti tidak mendukung. Yang tadinya penuh dengan kemewahan dan harta. Sekarang malah menjadi pesakitan penuh dengan hutang bak lautan membara.
           
Belum sampai hanya di situ. Ditambah lagi, munculnya manusia – manusia dengan sosok setan datang. Menebar kata – kata sinis yang menyakitkan.

  •   Wah, jadi miskin lagi ya?
  •   Susah emang, kalo takdir miskin ya miskin.
  •   Untung dulu gak ikut bisnis itu. Bangkrut deh.
  •    Bisnis itu dak usah muluk – muluk.
  •    Sakit kan kalau jatuh.
  •    Kasihan tuh istri dan anak – anakmu.


Sebuah kenyataan yang harus dipikul. Mau ditinggalkan sudah tidak mungkin. Mau diselesaikan apa daya tak kuasa. Kayaknya enak deh mati (Idihlah . . . bosnya setan kalo gitu!).

Bukan hanya ada satu atau dua contoh yang seperti itu, melainkan banyak tak terhitung lagi bahwa ketika mendapati sebuah ujian dan mengalami kegagalan dalam meraih impian. Tak kuasa menghadapi, dipikir mati bunuh diri pilihan terbaik. Bodoh sekali.

Dan ingatlah bahwa musuh – musuh kita, orang munafik sangat suka dengan kegagalan dan kebangkrutan kita. Mereka setiap waktu berharap apa yang kita rasakan, kesuksesan, kebahagiaan, ketentraman, kenyamanan, segera menghilang dan berganti dengan kesedihan, keterpurukan, kenistaan, keputus asaan.


“Jika kamu mendapat sesuatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang karenanya, dan jika kamu ditimpa oleh sesuatu bencana, mereka berkata: “Sesungguhnya kami sebelumnya telah memerhatikan urusan kami (tidak ikut perang)” dan mereka kemudian berpaling dengan rasa gembira”. (Q.S. At Taubah [9]: 50)


Maka pantas lah, Allah SWT menjuluki mereka dengan sebutan lebih hina dari binatang ternak. Dan sebagai orang yang memiliki impian maka tidak salah memakai cara saya, belajar menjadi tuli dan buta tentang perkataan – perkataan seperti itu, Destroyer Motivation.

Masa begitu aja kalah sama para SINISER dan Destroyer Motivation? Ih . . . gak banget deh!!!

----------------------***----------------------

Why Must Dream?
Ketika Anda Bermimpi dan Mempunyai Impian, kebangkitan dari kegagalan merupakan
Kekuatan Meraih Impian.
Itulah Kenapa Harus Tetap Bermimpi dan Mempunyai Impian.

------------------***--------------------

1 komentar: Leave Your Comments

  1. punya impian..
    ikhtiar dan doa untuk meraih impian...
    tawakal...
    su'udzon..
    tetap semangat... :)

    BalasHapus